BBM merupakan salah satu kebutuhan semua rumah tangga yang nampaknya tidak bisa dihindari, tak terkecuali petani. Petani kecil yang kehidupannya sudah sangat morat-marit, semakin parah karena kenaikan BBM menjadi pemicu kenaikan harga-harga lain. Bahkan sebelum issue harga BBM naik menghembus, harga-harga kebutuhan pokok sudah melambung mendahului, dan ketika tiba-tiba pengumuman harga BBM naik terjadi kenaikan lagi.
Petani yang pendapatannya musiman, sementara kebutuhan pangan tidak bisa ditunda, membuat mereka memutar otak mencari pekerjaan lain. Coping mechanism katanya, walaupun tidak juga bisa menjanjikan selain sejumput harap agar anak isteri tetap bisa menyambung hidup. Pemerintah berdalih kenaikan ini untuk memberikan subsidi kepada rakyat kecil dengan istilah BLT. Pertanyaannya "Cukupkah uang Rp 100/bulan?Hari giniii ........" Tapi ini mungkin upaya pemerintah untuk merayu masyarakat kecil agar tidak berontak. Memang ada sementara orang bungkam dengan BLT, tapi tidak sedikit yang berteriak.